Loading
Nagitec

Pentingnya Big Data Bagi Bisnis

image title

Istilah “Big Data” belakangan ramai dibicarakan di berbagai industri di Indonesia. Diyakini, Big Data merupakan salah satu teknologi yang berpengaruh di era Revolusi Industri 4.0 ini. Lantas, apa sebenarnya Big Data ini. Apakah Big Data ini penting. Apa manfaatnya bagi bisnis perusahaan.

Sejauh ini, belum ada definisi pasti mengenai Big Data ini. Menurut Wikipedia: Big Data is a phrase used to mean a massive volume of both structured and unstructured data that is so large it is difficult to process using traditional database and software techniques. In most enterprise scenarios the volume of data is too big or it moves too fast or it exceeds current processing capacity.

Mengacu pada definisi dari Wikipedia tersebut, maka istilah Big Data dapat diartikan sebagai data yang memiliki volume besar, sehingga tidak dapat diproses menggunakan alat tradisional biasa. Untuk memproses data itu harus menggunakan cara dan alat baru untuk mendapatkan nilai dari data ini.

Suatu data bisa disebut Big Data jika jika volume data membuat data tersebut tidak (lagi) ekonomis untuk disimpan di solusi penyimpanan data tradisional—seperti network storage, database, atau data warehouse—maka itu bisa disebut Big Data.

Sejatinya, istilah Big Data mulai muncul awal tahun 2000-an ketika seorang analis industri Doug Laney mengemukakan tiga bagian penting sebagai konsep Big Data, yaitu Volume, Velocity, dan Variety. Lalu, sejalan dengan perkembangan, sekitar tahun 2005 orang mulai menyadari bahwa ada banyak data yang dihasilkan pengguna media sosial, seperti Facebook, YouTube, dan layanan online lainnya.

Pengembangan software open-source untuk data, seperti Apache Hadoop (dan tahun 2014, muncul Apache Spark) memiliki peran penting dalam pertumbuhan Big Data, karena mereka membuat data besar lebih mudah digunakan dan lebih murah untuk disimpan.

Sebagai sebuah teknologi, Big Data muncul untuk memecahkan atau mempermudah penyelesaian suatu masalah. Ada tiga masalah utama yang bisa diselesaikan Big Data, yaitu masalah jumlah data yang berlimpah (Volume), kecepatan data yang dihasilkan (Velocity), dan masalah keberagaman datanya (Variety).

Salah satu permasalahan yang Big Data coba pecahkan adalah meledaknya volume data yang disimpan atau diproses oleh perusahaan atau organisasi. Maklum, selama ini perusahaan mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, media sosial dan informasi dari sensor atau mesin. Singkatnya, data yang ada saat ini berukuran sangat besar. Di tahun 2000 saja tercatat 800,000 petabyte data tersimpan di seluruh dunia. Angka itu diperkirakan akan mencapai 35 zettabyte di tahun 2020.

Sebenarnya, suatu sistem database atau data warehouse pun bisa menyimpan data yang sangat besar. Namun, biaya platform Big Data jauh lebih rendah dibandingkan menggunakan database atau data warehouse. Selain itu, berbeda dengan sekedar network storage, teknologi Big Data tidak hanya menyediakan solusi untuk menyimpan data, namun juga untuk mengolah dan menganalisa data bervolume besar. Jadi, di masa lalu, besarnya volume data ini merupakan permasalahan tersendiri yang dihadapi perusahaan. Tetapi dengan adanya teknologi Big Data (seperti Hadoop), maka permasalahan itu bisa diminimalisir.

Sejatinya, volume data itu berbanding lurus dengan kecepatan (velocity) data yang dibuat atau yang masuk. Dengan banyaknya data yang masuk, maka dibutuhkan kecepatan tinggi untuk mengatasi arusnya. Data ini tidak hanya datang dalam jumlah besar, tetapi juga dalam tempo yang lebih singkat, dan bahkan ada yang real-time. Lalu, seberapa cepat kita dapat memproses data yang ada?

Tentunya, aliran data itu harus ditangani secara cepat dan tepat melalui pemrosesan hardware maupun software supaya bisa langsung disajikan secara real-time. Teknologi hardware seperti tag RFID, dan sensor pintar lainnya juga dibutuhkan untuk menangani data yang real-time.

Permasalahan sesungguhnya dari Big Data adalah keberagaman data (variety). Pasalnya, data yang masuk dan didapat ini sangat bervariasi, baik yang data yang terstruktur (structured data) maupun tidak (unstructured data).Jadi datanya bisa berbentuk data numerik yang berasal dari sistem database mendasar seperti halnya sistem database keuangan, tetapi juga terdiri atas data multimedia seperti data teks, data suara dan video, dan lain-lain.

Nah, data tersebut (terstruktur dan tidak) sangat sulit dipecahkan oleh data platform tradisional, baik itu database atau data warehouse. Untuk mengolah beragam data itu diperlukan teknologi khusus, seperti Apache Hadoop.

Manfaat Big Data

Ketika perusahaan mampu menggabungkan jumlah data besar yang dimilikinya, lalu mengolah dan menganalisanya, maka ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh dari Big Data ini. Big data bisa digunakan untuk berbagai aktifitas bisnis, antara lain: Customer relationship management (CRM). CRM adalah salah satu aspek penting dalam bisnis, karena ini bisa membantu meningkatkan sales, membantu mengelola marketing, dan operasional dengan lebih mudah agar kebutuhan customer terpenuhi. Kebanyakan layanan CRM bersifat online yang membantu untuk melacak penjualan, leads, dan conversion rates. Selain itu, Anda juga bisa melacak keluhan dari pelanggan, sejarah pembelian pelanggan, jenis-jenis pelanggan, dan informasi yang lebih spesifik tentang pelanggan.

Big Data juga membantu operasional bisnis menjadi lebih efisien. Big data sekarang sudah digunakan di berbagai elemen bisnis. Di call center, sistem CRM yang disertai dengan analytics dapat meninjau beberapa sumber data secara langsung untuk menyarankan penawaran yang dapat diberikan perwakilan kepada pelanggan.

Selain itu, Big Data juga bermanfaat dalam mendorong inovasi, dengan mempelajari hubungan antara manusia, lembaga, entitas, dan proses dan kemudian menentukan cara baru untuk menggunakan pengetahuan baru tersebut. Anda bisa menggunakan data insight untuk meningkatkan keputusan tentang pertimbangan keuangan dan perencanaan. Perhatikan tren dan apa yang pelanggan inginkan pada produk dan layanan baru.

Perusahaan besar seperti Netflix dan Procter & Gamble menggunakan Big Data untuk mengantisipasi keinginan customer. Mereka menggunakan data dengan melihat bagaimana customer-nya menggunakan produk mereka. Berdasarkan data-data tersebut, mereka kemudian mengembangkan inovasi baru untuk produk dan layanan mereka.

Selain berguna untuk mengenail pelanggan dengan lebih baik, untuk membangun strategi marketing yang efektif, dan mendorong inovasi, Big Data juga dapat digunakan untuk memaksimalkan media sosial. Big Data dapat digunakan untuk mengidentifikasi jika ada yang menyebut nama produk atau perusahaan di internet, khususnya media sosial. Dengan mengenal pelanggan secara lebih baik dan mengerti bagaimana mereka berinteraksi pada platform media sosial yang berbeda, perusahaan akan menemukan cara yang lebih efektif untuk menyampaikan pesan dan pada akhirnya menjual produk. (*diolah dari berbagai sumber)