Loading
Nagitec

Pentingnya DRC Bagi Perusahaan

image title

Data merupakan “aset” paling berharga bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, perlu ada perlindungan dan pencadangan terhadap data ini, sehingga ketika terjadi bencana, data tetap aman. Dengan begitu aktivitas bisnis tetap berlanjut. Oleh karenanya dibutuhkan Disaster Recovery Center (DRC) untuk membuat data tetap aman.

Terutama pada era Big Data ini dimana pengolahan data sangat diperlukan, tentu para pelaku bisnis tidak akan mengambil resiko terhadap terhentinya operasional mereka.

Bagi perusahaan yang memiliki cakupan layanan yang luas secara demografi dengan kantor pusat yang digunakan sebagai pusat operasional sistem informasi, tentu sangat riskan jika tidak memilki rencana pemulihan bencana sebagai kebijakan strategis kelangsungan usaha (Business Contingency Plan dan Business Continuity Plan). Dengana begitu, jika terjadi suatu bencana seperti kebakaran, korsleting listrik di data center internal, maka tim IT perusahaan dapat mengalihkan seluruh aktivitas operasi ke co-location data center di luar lokasi perusahaan untuk sementara waktu.

Lagipula, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan terutama untuk perusahaan yang melakukan transaksi elektronik wajib untuk melakukan pencadangan pada data center yang lokasinya berjarak minimal 35 KM dari data center internal di perusahaan. Jadi, adanya DRC ini penting bagi perusahaan.

DRC adalah sebuah tempat yang ditujukan untuk menempatkan perangkat IT, sistem, aplikasi dan data cadangan untuk persiapan menghadapi bencana yang diperlukan oleh perusahaan besar dan organisasi pemerintahan. Untuk perusahaan dengan skala operasi yang luas dan kompleks, DRC merupakan salah satu perencanaan kontingensi dalam menghadapi situasi bencana dan kejadian luar biasa lainnya, dengan penempatan perangkat TI, sistem, aplikasi dan data sebagai backup (cadangan) pada tempat atau lokasi yang terpisah.

Setidaknya ada empat alasan mengapa DRC sangat dibutuhkan untuk semua perusahaan. Pertama, Kegagalan mesin dan hardware. Meskipun perusahaan telah berinvestasi dengan membeli mesin dan hardware kelas tinggi, bukan berarti tidak perlu membangun DRC. Mesin canggih dengan hardware tinggi dan DRC, akan membuat perusahaan tidak menemukan kegagalan layanan dikarenakan fungsi hardware. Kedua, Faktor kesalahan manusia. Pencegahan human error dengan DRC adalah langkah bijak. Perusahaan bisa mencadangkan data dan mengembalikannya lagi seperti sebelum dilakukan kesalahan.

Ketiga, Faktor alam yang tak bisa diprediksi. Bencana tidak bisa dihindari dan diprediksi, untuk itu, memiliki DRC yang berada di beberapa tempat yang secara teori aman terhadap bencana besar. Keempat, Optimalisasi layanan. Memiliki DRC berarti memberikan layanan pelanggan yang baik. Saat ini pelanggan ingin mendapatkan layanan cepat, dan itu bisa terjadi jika infrastruktur bisa diakses kapan saja.

Tentu saja, untuk membangun DRC ini diperlukan strategi yang matang. Strategi membangun DRC harus dikembangkan untuk sistem IT, aplikasi dan data. Hal tersebut mencakup jaringan, server, desktop, laptop, perangkat mobile data dan konektivitas. Singkatnya, sistem informasi teknologi harus meliputi hardware, software, data dan konektivitas. Tanpa salah satu komponen tersebut, sistem mungkin bisa tidak berjalan.

Ada beberapa faktor yang mesti diperhatikan dan diperlukan perusahaan ketika akan membangun DRC. Pertama, sistem lingkungan dari ruangan komputer, seperti: ruang komputer yang aman dengan kontrol iklim, AC dan cadangan power supply, dan sebagainya. Kedua, hardware, yang mencakup: jaringan, server, komputer desktop dan laptop, perangkat nirkabel dan periferal. Ketiga, konektivitas ke penyedia layanan, seperti fiber, kabel, nirkabel, dan lain-lain. Keempat, software, yang mencakup: pertukaran data elektronik, surat elektronik, manajemen sumber daya perusahaan, produktivitas, dan sebagainya.

Kelima, lokasi. Ini merupakan faktor utama yang menentukan pilihan DRC yang akan dipakai. Ini untuk menentukan jarak fisik antara situs utama dan DRC. Untuk jarak pembangunan lokasi data center ini adalah minimal radius 35 KM hingga 50 KM dari pusat operasi (data center internal). Jarak yang lebih pendek akan memudahkan, mempercepat, mengurangi resiko data yang rusak atau hilang dan data real-time yang lebih efektif, yang merupakan latency jaringan (zero data loss). Akan tetapi, jarak yang terlalu dekat akan menimbulkan ancaman tersendiri terkait bencana atau peristiwa darurat yang terjadi.

Agar pihak perusahaan bisa tetap fokus pada bisnisnya, bisa saja pembangunan DRC ini dilakukan oleh penyedia jasa alih daya data center. Provider data center ini akan lebih fokus dalam menjaga kestabilan operasional data center tersebut. Bahkan, biasanya mulai dari perencanaan design bangunan pun sudah ditujukan untuk mitigasi bencana agar dapat diandalkan menjadi sebuah tempat DRC. (*dari berbagai sumber referensi)